Arnold Ap (1 Juli 1945 - 26 April 1984) adalah seorang pemimpin Papua Barat, antropolog, budayawan dan musisi. Arnold adalah pemimpin kelompok Mambesak, dan kurator dari Museum Universitas Cenderawasih. Karya-karya seni budaya Papuanya disiarkan di acara radio mingguan.
Arnold Ap (1 July 1945 - 26 April 1984) was a West Papuan leader, an anthropologist, a cultural icon, and a musician. He was the leader of the Mambesak group, and curator for Museum Universitas Cenderawasih. He broadcasted his cultural shows on weekly radio.
Studi terkemukanya dan kinerja budaya Papua, dan filosofi bermusiknya dipandang oleh banyak orang sebagai sebuah tantangan bagi upaya pemerintah Indonesia terhadap nasionalisme dan identitas Papua, sehingga pada bulan November 1983 ia ditangkap oleh militer pasukan khusus Indonesia, Kopasanda (kini dikenal dengan nama: Kopassus) dan dipenjarakan serta disiksa.
Many saw Arnold's studies, cultural works of arts and philosophy as a threat against the Indonesian government's campaign for nationalism and Papuan identity (Jakarta version). He was arrested and detained by the TNI's Special Forces (Kopassus, or Kopasanda as it was called) in November 1983.
Pada bulan April 1984 dia dibunuh. Pada Juni 1984, Menteri Luar Negeri Indonesia Mochtar Kusumaatmadja mengatakan dalam konferensi pers bahwa Arnold dicegat di laut ketika melarikan diri menggunakan perahu. Patroli minta mereka menyerah. Perahu Arnold tiba-tiba menembaki kapal patroli, yang menyebabkan kapal patroli menembak balik, termasuk Arnold Ap. Kusumaatmadja menuduh Arnold Ap sebagai “separatis OPM.” Penguburan Arnold Ap di Abepura ditangisi dan dihadiri oleh puluhan ribu warga, baik Papua maupun pendatang.
In April 1984, he was shot dead. In June 1984, the then Indonesia's Minister of Foreign Affairs Mochtar Kusumaatmadja said in a press conference that Arnold broke away from prision and used a boat. The boat was intersected by the military patrol and the government claimed that the runaway boat opened fired at the patrol. The military had to fire back and resulted the death of Arnold, whom the minister tagged "an OPM (Free West Papua Movement) separatist. His funeral was mourned and attended my tens of thousands in Abepura, Papuans and non-Papuans.
Pada saat kematian Arnold hingga kini, upaya yang kuat dilakukan oleh Pemerintah dan militer Indonesia untuk menghapus nasionalisme dan identitas Papua dengan menyatukan masyarakat Papua ke nasionalisme Indonesia di bawah budaya Jawa.
Since Arnold's death, the Indonesian government continues to clamp down on Papuan nationalism and identity by enforcing Indonesian (in this case Javanese) cultures to the Papuan society.
Sup Mowi Ya
(Arnold C. Ap - Mambesak Group)
Awin kamam sye ai awin supinema
Dorek arwo sonai arwo nafur karkar
Aibon bonjos be suranda
kyamara brino arwo
Ai awino sye ai awin, sup mowiya
Awin kamam sye ai awin supinema
Orya isyun imbruk mura ifur karkar
Sarai besob nin ya isik,
kyamara brin mandira
Ai awino sye ai awin sup mowiya
Comments